Peningkatan Kualitas SDM Indonesia dengan Pendidikan Jarak Jauh
Perkembangan di berbagai bidang kehidupan menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kompetisi intelektual dan skill, baik di sektor umum maupun swasta menuntut sumber daya manusia memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga wajar jika motivasi publik untuk menambah pengetahuannya melalui institusi pendidikan tinggi semakin meningkat. Namun karena terdapat berbagai kendala teknis dalam memperoleh pendidikan saat ini seperti jarak, mobilitas, dan waktu menyebabkan kurangnya pemerataan pendidikan tinggi.
Guna pemeratan pendidikan tinggi diperlukan sistem pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan mengingat cara ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003, yang maksud pendidikan jarak jauh adalah “pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lainnya”.
Perlu kita ketahui bahwa hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Begitupun dengan pendidikan jarak jauh memiliki beberapa hakekat dalam penerapannya, yaitu:
1. Pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan jarak jauh memberikan kesempatan setiap manusia untuk memperoleh yang diperlukannya, yaitu ilmu pengetahuan tanpa menegenal batas usia.
2. Pemberdayaan Pebelajar/ Warga Belajar
Sistem pendidikan jarak jauh memperhatikan kepentingan pebelajarnya, kondisi, dan karakteristik mereka. Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh menawarkan berbagai pola pilihan pembelajaran, sumber belajar dan strategi dan pengelolaannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari kebutuhan pendidikan formal, hanya saja peserta diberi kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
3. Pemberdayaan Lembaga Pendidikan
Pelaksanaan proses pembelajaran pada sistem pendidikan ini perlu diselanggarakan oleh lembaga pendidikan yang khusus dirancang untuk keperluan itu. Bentuk-bentuk lembaga pendidikan yang dikhususkan saat ini sudah terdapat Universitas Terbuka. Tujuan dari adanya lembaga pendidikan ini adalah untuk memusatkan kegiatan yang bersangkut paut dengan pelaksanaan pendidikan ini (Sadiman, 1999).
Universitas Terbuka (UT) yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984 ini telah menerapkan pendidikan jarak jauh dalam sistem pembelajarannya. Tidak memerlukan adanya tatap muka rutin di kelas setiap hari yang tentu dapat menghabiskan waktu dan biaya untuk mobilitas. Pendidikan jarak jauh yang dilakukan oleh UT (Universitas Terbuka) difasilitasi dengan bahan ajar yang dibuat untuk belajar mandiri. Selain itu, mahasiswa juga dapat memanfaatkan sumber belajar lain. Universitas Terbuka juga menyediakan layanan bagi mahasiswa di Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka setempat.
Adanya pendidikan jarak jauh dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar. Individu yang menerapkan kemandirian belajar akan mengalami perubahan dalam kebiasaan belajar, yaitu dengan cara mengatur dan mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga dapat menentukan tujuan belajar, kebutuhan belajar, dan strategi yang digunakan dalam belajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan yang telah dirumuskan (Tahar, 2006). Menurut penelitian Irzan Tahar dan Enceng (2006) dalam “Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume. 7, Nomor 2, September 2006, 91-101” bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar. Semakin tinggi kemandirian belajar seseorang peserta ajar, maka akan memungkinkannya untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.
Adanya hubungan positif antara pendidikan jarak jauh dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dibuktikan dari prestasi akademik mahasiswa Universitas Terbuka, diantaranya Ani Syafaati (BMI asal Kendal) yang merupakan mahasiswa UT Hong Kong prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah, semester 5 meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) maksimal, yakni 4,00, saat semester 2 dan 4. Selain itu Angi Yunanda Putri, alumni UT Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dari UPBJJ-UT Jakarta bisa menyelesaikan kuliahnya dalam waktu yang singkat 3,5 (tiga setengah) tahun dan di rekrut menjadi karyawan di bank BUMN ternama di Indonesia.
Menengok berbagai prestasi di atas, dapat dilihat adanya sumber daya manusia yang berkualitas dari sistem pembelajaran yang diterapkan Universitas Terbuka. Hal tersebut tentu saja dapat memberikan peningkatan kualiatas insan Indonesia sehingga mampu bersaing di era globalisasi saat ini.
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-30. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“